BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.
Pengertian
Faktor
Faktor
adalah segala hal yang dapat manghasilkan sesuatu yang positive maupun
negative, atau disebut asal usul suatu masalah.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan
faktor sosial budaya dan ekonomi.
2.2. Faktor fisik seorang ibu hamil adalah faktor yang berpengaruh utama
pada kondisi tubuh ibu hamil.
2.3. Faktor Psikologis adalah faktor yang mempengaruhi kehamilan berupa Stressor yang berlangsung ke saraf atau otak manusia untuk selanjutnya dicerna
dan diterjemahkan untuk melakukan suatu kegiatan.
2.4. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup,
adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Ketiga faktor ini
berpengaruh terhadap perawatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan tumbuh kembang
janin oleh ibu hamil.
BAB III
PEMBAHASAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KEHAMILAN
3.1. Faktor Fisik
Wanita hamil akan mengalami
perubahan fisik selama kehamilannya, dimana perubahan ini terjadi karena adanya
adaptasi terhadap pertumbuhan janin dalam rahim dan dapat juga dipengaruhi oleh
hal-hal yang berhubungan dengan fisik ibu sebelum dan selama hamil.
3.1.1.
Status Kesehatan
Status kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada
kehamilan. Kesehatan ibu selama hamil akan memengaruhi kehamilannya dan
memengaruhi tumbuh kembang zigot, embrio dan janin termasuk kenormalan letak
janin
a. Faktor Usia
1)
Segi negatif kehamilan di usia tua
a)
Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya. Hal ini turut memengaruhi kondisi janin.
b)
Pada proses pembuahan, kualitas sel telur perempuan pada usia ini telah menurun
jika dibandingkan dengan sel telur pada perempuan dengan usia reproduksi sehat
(25-30 tahun)
Jika pada proses pembuahan, ibu
mengalami gangguan sehingga menyebabkan terjadinya gangguan perkemihan dan
perkembangan buah kehamilan, maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Inta
Uterine Growth Retardation (IUGR) yang berakibat bayi berat lahir rendah
(BBLR).
c)
Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika ibu
mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua (hamil pertama dengan usia
lebih dari 40 tahun), keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.
2)
Segi positif hamil di usia tua
a)
Kepuasan peran sebagai ibu
b)
Merasa lebih siap
c)
Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik
d)
Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
e)
Mampu mengambuil keputusan
f)
Karir baik, status ekonomi lebih baik
g)
Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
h)
Periode menyusui lebih lama
i)
Toleransi pada kelahiran lebih besar
b. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu
dapat memengaruhi kehamilannya. Sebagai contoh penyakit yang akan
memengaruhi dan dapat dipicu dengan adanya kehamilan adalah :
1.
Hipertensi
2.
Penyakit Jantung
3.
Diabetes Mellitus
4.
Anemia
5.
Penyakit Menular Seksual
c. Kehamilan ganda
(Multiple)
Pada kasus kehamilan multiple atau
kehamilan lebih dari satu janin, biasanya kondisi ibu lemah. Ini
disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus ditanggung, baik dari pemenuhan
nutrisi, oksigen dan lain-lain. Biasanya kehamilan multiple
mengindikasikan adanya beberapa penyulit pada proses persalinannya, sehingga
persalinan operatif (sectio caesaria) lebih dipertimbangkan. Dengan
demikian jika dilihat dari segi biaya, proses persalinan dari kehamilan
multiple akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kehamilan tunggal mengingat
adanya kemungkinan terjadinya persalinan secara SC. Selain itu risiko
adanya kematian dan cacat juga harus dipertimbangkan.
Ketika bayi sudah lahir,
kemungkinan ketegangan dalam merawat bayi akan terjadi karena itu harus
berkonsentrasi dua kali lipat dari pada bayi tunggal, namun adanya
keunikan-keunikan akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.
d. Kehamilan dengan HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan
menjadi sangat
rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya.
Virus HIV kemungkina besar akan ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh
bayi.
3.1.2. Status gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang
adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dikandungnya dan persiapan
fisik ibu untuk menghadapi persalinan dengan aman.
Selama proses kehamilan bayi sangat
membutuhkan zat-zat penting yang hanya dapat dipenuhi dari ibu. Penting bagi
bidan untuk memberikan informasi ini kepada ibu karena terkadang pasien kurang
memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsinya. Biasanya masyarakat di era
sekarang ini lebih mementingkan selera dengan mengabaikan kualitas makanan yang
dikonsumsi.
Pemenuhan gizi seimbang selama hamil
akan meningkatkan kondisi kesehatan bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi
masa nifas sebagai modal awal untuk menyusui.
3.1.3. Gaya hidup
Selain pola makan yang dihubungkan
dengan gaya hidup masyarakat sekarang ternyata ada beberapa gaya hidup lain
yang cukup merugikan kesehatan seorang wanita hamil, misalnya kebiasaan
begadang, bepergian jauh dengan berkendara motor dan lain-lain.
Gaya hidup ini akan mengganggu
kesejahteraan bayi yang dikandungnya karena kebutuhan istirahat mutlak harus
dipenuhi.
a.
Substance abuse
Beberapa jenis
obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan atau membahayakan bayi dalam
kandungan. Jika ibu minum obat secara teratur, misalnya untuk mengatasi
epilepsy atau diabetes, mintalah nasihat dokter saat memutuskan untuk hamil.
Aspirin dan sulfanilamide cukup aman pada awal kehamilan, namun banyak yang
belum diketahui mengenai efek jangka panjang pada janin. Hindari obat-obatan
yang diduga membahayakan.
b.
Perokok
Ibu hamil yang
merokok akan sangat merugikan diri sendiri dan bayinya. Bayi akan kekurangan
oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok bisa ditransfer melalui plasenta
ke dalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan perokok berat kita harus waspada
akan risiko keguguran, kelahiran premature, BBLR bahkan kematian janin.
c.
Hamil di luar nikah/ kehamilan tidak diharapkan
Jika kehamilan
tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya,
sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal positif yang akan
meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita waspada akan adanya
keguguran, premature dan kematian janin. Pada kehamilan di luar nikah, hampir
bisa dipastikan bahwa pasangan masih belum siap dalam hal ekonomi. Selain itu
kekurangsiapan ibu untuk merawat bayi juga perlu diwaspadai agar tidak terjadi postpartum
blues.
3.2. Faktor Psikologis
1.
Stresor Internal dan Eksternal
Stressor
internal
Stressor
internal meliputi factor-faktor pemicu stress ibu hamil yang berasal dari diri
ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan
gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak
akan tumbuh menjadi seseorang dengan kepribadian yang tidak baik, bergantung
pada kondisi stress yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi
temperamental, autis atau orang yang terlalu rendah diri (minder). Ini tentu
saja tidak diharapkan. Oleh karena itu, pemantauan kesehatan psikologis pasien
sangat perlu dilakukan.
Stressor
eksternal
Pemicu stress
yang berasal dari luar bentuknya sangat bervariasi, misalnya masalah ekonomi,
konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan (respon
negative dari lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali), dan masih banyak
kasus yang lain.
2.
Support Keluarga
Setiap tahap
usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang bersifat fisik maupun
psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi
dimana sumber stress terbesar terjadi dalam rangka melakukan adaptasi terhadap
kondisi tertentu.
Dalam menjalani
prose situ ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga
dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
3.
Subrainstormingtan Abuse (substance abuse)
Kekerasan yang
dialami oleh ibu hamil di masa kecil akan sangat membekas dan sangat
memengaruhi kepribadiannya. Ini perlu diperhatikan karena pada klien yang
mengalami riwayat ini, tenaga kesehatan harus lebih maksimal dalam menempatkan
diri sebagai teman atau pendamping yang bisa dijadikan tempat bersandar bagi
klien dalam masalah kesehatan. Klien dengan riwayat ini biasanya tumbuh dengan
kepribadian yang tertutup.
4.
Partner Abuse
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita yang telah bersuami. Setiap
bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai oleh
tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi akan membahayakan ibu dan
bayinya. Efek psikologis yang muncul gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien.
Sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
3.3.
Faktorlingkungan, sosbud dan ekonomi
1.
Kebiasaan dan Adat Istiadat
Ada beberapa
kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan
harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai menyinggung
“kearifan local” yang sudah berlaku di daerah tersebut.Penyampaian mengenai
pengaruh adat dapat melalui berbagai teknik, misalnya melalui media masa,
pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan media efektif.
Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh mengesampingkan adanya kebiasaan yang
sebenarnya menguntungkan bagi kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang
sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika
memberikan respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis
dengan masyarakat.
2.
Fasilitas Kesehatan
Adanya
fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan kualitas pelayanan
kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih
tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas
kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka
kesehatan ibu (AKI).
3.
Ekonomi
Tingkat social
ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan
psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social ibu hamil yang baik
otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula.
Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas,
selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan
dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir.
Ibu akan lebih
fokus untuk
mempersiapkan fisik dan mentalnya sebagai seorang ibu. Sementara pada ibu hamil
dengan kondisi ibu hamil yang lemah akan mendapatkan banyak kesulitan terutama
masalah pemenuhan kebutuhan primer.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Dalam kehamilan
ada beberapa faktor yang memengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik,
psikologis dan faktor lingkungan,
sosial, budaya
serta ekonomi
a. Faktor Fisik
Wanita
hamil mengalami beberapa perubahan fisik selama kehamilan pada sistem
tubuhnya. Perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap
pertumbuhan janin dan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang berhubungan
dengan fisik pada ibu hamil, diantaranya:
·
Status kesehatan
·
Status gizi
·
Gaya hidup
b. Faktor Psikologi
Perubahan-
perubahan psikis pada wanita selama kehamilan, diantaranya :
·
Stressor
·
Support keluarga
·
Substance abuse
·
Partner abuse
c. Faktor Lingkungan
Faktor
ini memengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas
kesehatan dan tentu saja ekonomi yang akan memengaruhi keadaan wanita hamil.
4.2
SARAN
Dalam
memenuhi kebutuhan masa kehamilan seorang ibu harus memiliki kesiapan pemenuhan
kandungan secara cukup, baik pemenuhan fisik ibu, pemenuhan psikolog ibu,
maupun faktor social budaya dan ekonomi ibu. Dengan pemenuhan ketiga faktor
tersebut ibu dapat dengan seimbang pula mengatur kesehatan bayi serta persiapan
persalinan dengan kesiapan penuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Asrinah, dkk.2010. Asuhan
Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu MIMS Bidan. Edisi pertama.
2010
Saifudin, Abdul Bari, dkk.(2002),
Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal
Tidak ada komentar:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar