Minggu, 29 Maret 2015

TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR SEJAK LAHIR HINGGA REMAJA



          
      Perkembangan motorik anak berkembang sejak dalam kandungan ibu. Kemudian semakin pesat berkembang setelah janin dilahirkan. Perkembangan motor (motor development) menurut Muhibin Syah (2008;60) merupakan proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skills).
       Tahap perkembangan psikomotor menurut pandangan hotistik dalam tabel perkembangan yang terdapat pada buku Human Development (Papalia, Old dan Feldman, 2009) sejak masa lahir hingga dewasa adalah :
§  Usia lahir sampai 1 bulan (Neonatal)
Bayi pada usia ini tidur sepanjang hari; membangun siklus tidur-bangun. Seluruh indra berkembang secara sangat cepat.
§  Usia 1-6 bulan
Pada usia tersebut bayi mulai meraih dan menggenggam berbagai objek, mengangkat dan menolehkan kepalanya, bisa berguling-guling serta merangkak atau merayap.
§  Usia 6-12 bulan
Bayi mulai duduk tanpa adanya penopang, berdiri sambil dipegangi, kemudian  bisa berdiri sendiri. Kemudian selanjutnya bisa melangkah untuk pertama kalinya.
§  Usia 12-18 bulan
Anak sudah bisa berjalan dengan baik. Selain itu pada usia ini anak mampu mendirikan menara dari balok.
§  Usia 18-30 bulan
Saat usia 18-30 bulan anak dapat berjalan tegak dan mulai mencorat-coret tanpa arti.
§  Usia 30-36 bulan
Biasanya pada usia ini anak dapat melompat.
§  Usia 3-4 tahun
Anak dapat menyalin bentuk-bentuk dan menggambar desain. Selain itu anak dapat menuangkan cairan, makan dengan perangkat makan dan menggunakan toilet sendiri. Meskipun belum mandiri anak biasanya dapat menggunakan baju dengan bantuan.
§  Usia 5-6 tahun
Pada usia tersebut anak dapat turun tangga,melompat, berjingkrak dan mengubah arah. Selain itu anak dapat mengenakan pakaian tanpa dibantu.
§  Usia 7-8 tahun
Keseimbangan dan control tubuh pada usia ini meningkat. Selain itu kecepatan dan kemampuan melempar meningkat.
§  Usia 9-11 tahun
Ketika anak mencapai usia ini, rata-rata anak perempuan mulai menunjukkan perubahan pubertas kemudian pertumbuhan masa remaja mulai terjadi secara pesat.
§  Usia 12-15 tahun
Rata-rata anak laki-laki pada usia ini mulai menunjukkan perubahan pubertas kemudian pertumbuhan masa remaja mulai terjadi secara pesat.
§  Usia 16-20 tahun
Pada usia ini mengiringi masa pubertas, sistem penentu sirkadian dan ritme biologis beralih, mempengaruhi siklus tidur-bangun.

Tahap perkembangan psikomotor dari lahir hingga 16 bulan menurut Santrock (2007:128) dalam “Life Span Development” dapat dilihat dari diagram berikut ini :




TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF SEJAK LAHIR HINGGA REMAJA
Pada saat seorang bayi terlahir di dunia, ia sudah diciptakan dengan milliaran jaringan sel otak yang sangat luar biasa. Hal ini menjadi pondasi penting bagi perkembangan kognitifnya kelak. Perkembangan kognitif (cognitive development) dalam buku Human Development (Papalia, Old dan Feldman, 2009;12) didefinisikan sebagai suatu pola perubahan dalam kemampuan-kemampuan mental, seperti; belajar, perhatian, ingatan, bahasa, berpikir, penalaran dan kreativitas.
Sedangkan menurut Muhibin Syah (2008;60) dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru” perkembangan Konitif (cognitive development) adalah perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan/kecerdasan otak anak.  
Selain itu menurut Desmita (2009), perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Sehingga kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah.
Menurut Piaget berbagai perubahan kualitatif pada pikiran muncul antara masa bayi dan masa remaja (dalam Papalia, Old dan Feldman, 2009;42). Berikut ini beberapa teori tahap-tahap perkembangan kognitif sejak lahir hingga remaja menurut tokoh-tokoh, yaitu antara lain ;

                               I.   Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget
1. Masa Sensori Motor (0-2 tahun)
Masa ketika bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Bayi memberikan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks misalnya refleks menangis, dan lain-lain. Refleks ini kemudian berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan yang lebih canggih, misalnya berjalan (Sunarto, 2008:24)
Piaget membagi tahap sensori motor dalam enam periode, yaitu :
a.    Refleks (umur 0-1 bulan)
Tingkah laku bayi kebanyakan bersifat refleks, spontan tidak sengaja, dan tidak terbedakan.
Contoh: refleks menangis, mengisap, menggerakkan tangan dan kepala, mengisap benda didekatnya, dan lain-lain.
b.    Kebiasaan (umur 1-4 bulan)
Kebiasaan dibuat dengan dengan mencoba-coba dan mengulang-ulang suatu tindakan.
Contoh: seorang bayi mengembangkan kebiasaan mengisap jari. Awalnya ia tidak dapat mengangkat tangannya ke mulut, lalu pelan-pelan mencoba dan akhirnya bisa. Setelah itu menjadi lebih cepat melkukan kembali. Maka itu, terjadilah suatu kebiasaan mengisap ibu jari.
c.    Reproduksi kejadian yang menarik (4-8 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya.
Misalnya seorang bayi diletakkan diatas ranjang dan diberi mainan yang akan berbunyi jika talinya dipegang. Suatu saat ia main-main dan menarik tali itu. Ia mendengar bunyi yang bagus dan ia senang. Maka, ia akan menarik tali itu agar muncul bunyi yang sama.
d.     Koordinasi skemata (8-12 bulan)
Seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya.
Contoh: seorang bayi diberi mainan tetapi letaknya jauh. Di dekatnya terdapat tongkat kecil dan dia akan menggunakannya untuk menggapai mainan tersebut.
e.    Eksperimen (12-18 bulan)
Masa anak mulai mengembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan dengan eksperimen.
Contoh: anak diberi makanan yang diletakkan di meja. Ia akan mencoba menjatuhkan makanan itu dan memakannya.
f.      Representasi (18-24 bulan)
Seorang anak sudah mulai menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal tetapi juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya.
Misal: Lauren mencoba membuka pintu kebun. Ia tidak berhasil karena pintu disangga oleh sebuah kursi diseberangnya. Ia pergi di sisi lain dan memindahkan kursi yang menghambat tersebut, padahal ia tidak melihat. Dari kejadian tersebut, tampak jelas bahwa lauren dapat mengerti apabila penyebab pintu itu adalah sesuatu yang berada dibelakang pintu tersebut, meskipun ia tidak melihat.
Berikut ini table sub tahapan sensorimotor menurut Piaget dalam buku Life Span Development (Santrock, 2007 ; 149 ) :

 2. Masa Pra-Operasional (2-7 tahun)
Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Misal, seseorang anak yang pernah melihat dokter berpraktek, akan dapat bermain “dokter-dokteran” (Sunarto, 2008:24).
Piaget membagi perkembangan kognitif tahap praoperasional dalam dua bagian:
1.   Umur 2-4 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran logis
Piaget membedakan antara “simbol” dan “tanda” dengan “indeks” dan sinyal.dalam pengertian simbol dan tanda (sign) dibedakan antara objek yang ditandakan dengan  tandanya sendiri misalnya anak bermain pasar pasaran  dengan uang dari daun.”daun”di sini sebagai tanda ,sedangkan “uang”adalah yang di tanda kan.dalam kenyataan daun dan uang tidak sama.dalam pengertian”indeks” dan “sinyal” tidak di bedakan antara tanda dan objek yang di tandakan.
Piaget  juga membedakan antara “simbol” dan “tanda”. Simbol adalah suatu hal yang lebih menyamai dengan yang di simbolkan seperti gambaran dan bayangan . tanda lebih merupakan sembarang benda yang di guna kan tanpa ada kesamaan dengan yang ditandakan.
2. Umur 4-7 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran intuitif
Menurut piaget (1981) pemikiran anak pada umur 4 -7 tahun berkembang pesat secara bertahap ke arah konsep tualisasi. Ia berkembang dari tahap simbolis dan prakonseptual ke permulaan oprasional . tetapi perkembangan itu belum penuh karena anak masih mengalami oprasi yang tidak lengkap dengan suatu bentuk pemikiran yang semi simbolis atau penalaran intuitif yang tidak  logis. Dalam hal ini seseorang anak masih mengambil keputusan hanya dengan aturan-aturan intuitif yang masih mirif dengan tahap sensorimotor
Pemikiran intuitif adalah persepsi langsung akan dunia luar tetapi tanpa di nalar terlebih dahulu. kelemahan pemikiran ini adalah bahwa pemikiran nya searah
(centred) dimana anak hanya dapat melihat dari satu segi saja.dalam pemikiran ini anak belum dapat melihat pluralitas gagasan tetapi hanya satu persatu. apabila beberapa gagasan di gabungkan pemikiran anak menjadi kacau. Pada tahap ini anak belum dapat berpikir decentred yaitu melihat berbagai segi dalam satu kesatuan.
 3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Tahap ini dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Tahap operasi konkret tetap ditandai dengan asanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotesis.
4. Tahap Operasional Formal (11 tahun-dewasa)
Menurut Piaget ketika tahap ini remaja memasuki level tertinggi perkembangan kognitif.  Tidak lagi terbatas oleh disini dan sekarang, mereka sudah dapat memahami waktu historis dan ruang luar angkasa (dalam Human Development, Papalia, Old, Feldman, 2008;554).
Selain itu pada tahap ini individu dapat berpikir secara abstrak, menangani situasi-situasi perumpamaan dan berpikir mengenai berbagai kemungkinan (dalam Human Development, Papalia, Old, Feldman, 2009 ; 46).  Sehingga ketika masa ini individu sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoretis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang diamati saat itu.

                             II.   Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Vygotsky
Vygotsky memberikan pandangan berbeda dengan Piaget terutama pandangannya tentang pentingnya faktor sosial dalam perkembangan anak. Vygotsky memandang pentingnya bahasa dan orang lain dalam dunia anak-anak.
Vigostsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah Zone of Proximal Development (ZPD) yang merupakan dimensi sosio-kultural yang penting sebagai dimensi psikologis. ZPD adalah jarak antara tingkat perkembangan aktual dengan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan yang dimaksud terdiri atas empat tahap, yaitu :          

1.      More dependence to others stage, yaitu tahapan kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman-teman sebayanya, orang tua, guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain. Dari sinilah muncul model pembelajaran kooperatif atau kolaboratif dalam mengembangkan kognisi anak secara konstruktif.

     2.      Less dependence external assistence stage, pada tahapan ini kinerja anak tidak lagi terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi lebih kepada self assistance, lebih banyak anak membantu dirinya sendiri.
    3.      Internalization and automatization stage, tahap ini menunjukkan kinerja anak sudah lebih terinternalisasi secara otomatis. Kasadaran akan pentingnya pengembangan diri dapat muncul dengan sendirinya tanpa paksaan dan arahan yang lebih besar dari pihak lain. Walaupun demikian, anak pada tahap ini belum mencapai
kematangan yang sesungguhnya dan masih mencari identitas diri dalam upaya mencapai kapasitas diri yang matang.
   4.  De-automatization stage, ketika anak memasuki tahap ini maka mereka akan mampu mengeluarkan perasaan dari kalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan secara berulang-ulang, bolak-balik, recursion. Pada tahap ini, keluarlah apa yang disebut dengan de automatisation sebagai puncak dari kinerja sesungguhnya.
Berikut alur tahap perkembangan menurut Vygotsky untuk mendeskripsikan bagaimana anak berkembang dari tahap kapasitasnya mulai berfungsi hingga masa perkembangan lanjutan :

                                    
                  III.   Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Holistik
Beberapa tahap perkembangan kognitif sejak lahir sampai remaja dari pandangan holistik dalam buku Human Development (Papalia, Old, Feldman, 2009)  adalah :
*   Neonatal (lahir sampai 1 bulan)
Tahapan sensorimotorik dimulai. Bayi dapat belajar sesuai pengkodisian atau pembiasaan. lebih banyak memperhatikan rangsangan baru daripada yang sudah dikenal.
*  Usia 1-6 bulan
Bayi mengulang berbagai perilaku yang menghasilkan kesenangan, mengoordinasikan informasi sensoris dan dapat mengulag sebuah tindakan yang telah dipelajari jika diingatkan konteks yang asli.
*  Usia 6-12 bulan
Mulai melibatkan dirinya pada perilaku-perilaku yang bertujuan, dapat membedakan seperangkat objek kecil dan memperlihatkan penundaan untuk meniru dan mencoba perilaku yang telah dipelajari.
*  Usia 12-18 bulan
Bayi mulai memahami hubungan sebab akibat, melibatkan diri dalam permainan yang bersifat membangun serta mecari objek-objek yang terakhir dilihat pada tempat yang tersembunyi.
*  Usia 18-30 bulan
Batita menggunakan representasi mental dan symbol-simbol, dapat mencapai kepermanenan objek, dapat membentuk konsep dan pengelompokan, ingatan episodic muncul serta dimulainya tahap praoperasional.
*  Usia 30-36 bulan
Pada usia ini anak dapat menghitung, mengetahui kata-kata warna dasar, memahami perumpamaan mengenai benda-benda yang dikenal serta dapat menjelaskan hubungan sebab akibat yang dikenali.
*  Usia 3-4 tahun
Anak memahami simbol, dimulainya ingatan otografikal (ingatan mengenai sejarah seseorang), melibatkan diri dalam permainan pura-pura, dapat menghitung menggunakan seluruh angka dan memahami kualitas yang terpecah-pecah. 
* Usia 5-6 tahun
Teori pikiran telah matang, anak bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan, serta mulai lebih efisien dalam mengode, menggeneralisasi dan membangun strategi.
*  Usia 7-8 tahun
Pada usia ini tahap operasi konkret dimulai, anak memahami sebab akibat, seriasi, penyimpulan transitif, inklusi kelas, penalaran induktif dan konservasi. Selain itu pemrosesan lebih dari satu tugas pada saat yang sama jadi lebih mudah.
*  Usia 9-11 tahun
Kemampuan untuk mempertimbangkan banyak sudut pandang meningkat dan berbagai strategi ingatan meningkat.
*  Usia 12-15 tahun
Remaja bisa mencapai tahap operasi formal; penggunaan abstraksi dan penalaran deduktif-hipotetis, rintangan ingatan meluas menjadi enam digit.
*  Usia 16-20 tahun
Kemampuan menggunakan penalaran deduktif-hipotetis meningkat dan basis pengetahuan terus tumbuh.



TAHAP PERKEMBANGAN EMOSI SEJAK LAHIR HINGGA REMAJA
            Bagaimana kondisi ibu saat hamil sangat mempengaruhi perkembangan emosi anak yang akan dilahirkan. Kemudian ketika lahir hal itu berkembang dan dipengaruhi oleh bagaimana kondisi lingkungannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh John Locke, seorang filsuf Inggris bahwa anak kecil seperti sebuah tabula rasa, seperti sebuah “batu tulis yang kosong” dimana masyarakat “menulisnya” (dalam Human Development, Papalia, Old dan Feldman, 2009;41). Setiap individu memang memiliki sifat bawaan serta kontrol pribadi yang menjadi kekuatan untuk mengendalikan emosi, namun dalam perkembangannya emosi cukup signifikan  dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu lingkungan. Hal ini juga sejalan dengan teori Albert Bandura yang mengedepankan terbentuknya perilaku berdasarkan proses modeling.
            Definisi perkembangan emosi dalam buku Life Span Development (Santrock, 2007 ; 179) dikatakan sebagai berikut :
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan emosi didiskripsikan sebagai suatu perasaan atau suasana hati yang terjadi ketika seseorang berada di suatu tempat atau sebuah interaksi yang penting, terutama yang mempengaruhi kebahagiaannya. Dalam berbagai bentuk emosi sangat mempengaruhi bagaimana individu berkomunikasi dengan dunianya. Meskipun emosi tidak hanya termasuk dalam suatu komunikasi, di masa anak-anak komunikasi merupakan hal penting yang mendahului munculnya emosi (Campos, 2009).
Ahli psikologi mengklasifikasikan emosi dalam beberapa cara, namun hampir semua klasifikasinya dikategorikan dalam emosi positif dan negative (Izard, 2009). Emosi positif termasuk semangat/antusiasme, kebahagiaan dan cinta. Sedangkan emosi negative mencakup kecemasan, kemarahan, rasa bersalah dan kesedihan.
Beberapa pendapat tahap perkembangan emosi antara lain adalah :
Ø  Tahap Perkembangan Emosi Menurut Erick Erikson
Menurut Erikson tahap perkembangan emosi lebih bersifat psikososial. Erikson membagi tahap perkembangannya dalam delapan tahap sepanjang rentang kehidupan. Adapun tahap-tahap perkembangan sejak lahir sampai remaja hanya terdiri atas lima tahap (dalam Human Development, Papalia, Old, Feldman, 2009 ; 46)  yaitu :
  • §  Basic trust versus Mistrust (dari lahir sampai 12-18 bulan)
Bayi mengembangkan kesadaran apakah dunia merupakan tempat yang baik dan aman. Kekuatan : harapan.
  • §  Autonomy versus shame and doubt (12-18 bulan sampai 3 tahun)
Anak mengembangkan keseimbangan antara kemandirian serta kemampuan mencukupi kebutuhan diri dengan rasa malu dan ragu. Kekuatannya adalah kehendak.
  • §  Initiative versus guilt (3 sampai 6 tahun)
Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba berbagai kegiatan baru dan tidak diliputi rasa bersalah. Kekuatan : tujuan.
  • §  Industry versus inferiority (6 tahun sampai pubertas)
Anak harus belajar berbagai keterampilan budaya atau menghadapi berbagai perasaan tidak mampu. Kekuatan: keterampilan.
  • §  Identity versus identity confusion (pubertas sampai dewasa muda)
Remaja harus menentukan kediriannya sendiri (“Siapakah saya?”) atau mengalami kebingungan mengenai beberapa peran. Kebajikan : kekuatan.

Ø  Tahap Perkembangan Emosi Menurut Pandangan Holistik Psikologi Perkembangan
Sebuah pandangan holistik dalam buku Human Development (Papalia, Old dan Feldman, 2009) mendiskripsikan tahap-tahap perkembangan emosi sejak lahir hingga remaja sebagai berikut :
  • ·         Neonatal (lahir sampai 1 bulan)
Ketika baru lahir, menangis menjadi tanda emosi-emosi negative, sedangkan emosi-emosi positif lebih sulit untuk diketahui.
  • ·         Usia 1-6 bulan
Bayi mulai tersenyum dan tertawa ketika berespon terhadap orang dan penglihatan atau suara yang tidak terduga. Kepuasan, minat dan kesedihan adalah pertanda dari emosi-emosi yang lebh terdiferensiasi.
  • ·         Usia 6-12 bulan
Pada saat usia ini, emosi-emosi dasar mulai muncul seperti; gembira, terkejut, sedih, jijik dan marah.
  • ·         Usia 12-18 bulan
Saat usia ini, emosi berdiferensiasi dan referensi sosial muncul. Selain itu mulai adanya tahapan dini untuk berempati.
  • ·         Usia 18-30 bulan
Emosi-emosi mengevaluasi diri sendiri (malu, iri, empati) serta tanda-tanda rasa dan bersalah muncul. Selain itu pada usia tersebut juga mulai muncul negativism dan emosi-emosi mengevaluasi diri sendiri.
  • ·         Usia 30-36 bulan
Anak menunjukkan kemampuan yang meningkat dalam ‘membaca’ emosi, keadaan mental dan maksud orang lain.
  • ·         Usia 3-4 tahun
Pada usia tersebut, negativism mencapai puncaknya, temper tantrum biasanya mulai muncul. Selain itu anak sedikit terlihat adanya kesadaran akan kebanggaan dan rasa malu.
  • ·         Usia 5-6 tahun
Negativisme mulai menurun dan anak mengenali rasa bangga dan malu kepada orang lain, tetapi tidak pada diri sendiri.
  • ·         Usia 7-8 tahun
Ketika usia 7-8 tahun ini, anak mulai menyadari rasa bangga dan malu mereka.
  • ·         Usia 9-11 tahun
Pada usia ini pemahaman dan pengaturan emosi meningkat. Anak memahami perbedaan rasa bersalah dan malu dengan baik.
  • ·         Usia 12-15 tahun
Mood menjadi semakin sering berubah; bisa meliputi perasaan malu, kesadaran diri, kesepian dan depresi.
  • ·         Usia 16-20 tahun
Perubahan mood semakin berkurang dan intens. Selain itu individu makin mampu mengungkapkan emosinya sendiri dan memahami perasaan orang lain.



Jika Anda menemukan hal yang tidak normal atau mendapatkan kesulitan / hambatan pada tumbuh kembang seseorang...sebaiknya konsultasikan pada dokter tumbuh kembang anak atau psikolog supaya mendapatkan bantuan sejak dini. Deteksi sejak awal dan pertolongan yang tepat akan dapat membantu tumbuh kembang yang lebih baik.

"Setiap individu adalah makhluk spesial yang berhak mendapatkan perlakuan istimewa...dan sudah seharusnya kita semua peduli..."
*Semoga Bermanfaat....*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar